Tuesday, December 18, 2012

Pengantar Ilmu Komunikasi



MAKALAH PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI








Disusun oleh        : Dea Eka Pratiwi
NRP                     : 2011 13 0076
Kelompok            : B


INSTITUT ILMU SOSIAL DAN POLITIK
JAKARTA, DESEMBER 2012

KATA PENGANTAR

            Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
            Makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Oleh karena itu penulis sangat berterima kasih kepada :
1.   Bapak Drs. Nur Ichwan, M.Hum. Sebagai dosen Pengantar Ilmu Komunikasi yang telah memotivasi dan membimbing serta memberi materi-materi komunikasi kepada penulis dalam menyelesaikan tugas makalah ini.

2.   Kedua orangtua penulis yang telah member motivasi dan dukungan untuk dapat menyelesaikan tugas makalah yang diberikan oleh dosen ini.

3.   Teman-teman penulis yang telah membantu memberi penjelasan tentang apa yang penulis belum mengerti.

Segala bantuan dan dorongan yang mereka berikan kepada penulis mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah swt. Amin.
Penulis menyadari bahwa makalah yang dibuat ini sangat sederhana dan masih jauh dari sempurna. Namun penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca makalah tersebut ini.




Jakarta, Desember 2012
Penulis


Dea Eka Pratiwi



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR           ………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI                          …………………………………………………………….... ii
BAB I                        
PENDAHULUAN                
1.1 LATAR BELAKANG    ……………………………………………………………… 1
1.2 PERUMUSAN MASALAH       ………………………………………………………. 2
1.3 TUJUAN MASALAH    ……………………………………………………………… 3
BAB II
HASIL MAKALAH
2.1 PROSES KOMUNIKASI EFEKTIF      …………………………………………………… 4
2.2 MISCOMMUNICATION           …………………………………………………………… 5
2.3 MISSUNDERSTANDING         …………………………………………………………… 6
BAB III
3.1 KESIMPULAN    …………………………………………………………………………… 7








BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Komunikasi adalah penyampaian isi pernyataan manusia kepada manusia lain. Syarat terjadinya komunikasi terdiri dari tiga imic yaitu Komunikator, Isi Pernyataan, dan komunikan. Komunikator merupakan orang yang menyampaikan isi pernyataan kepada orang lain. Sebaliknya, orang yang menerima isi pernyataan dari komunikator disebut Komunikan. Isi pernyataan itu sendiri merupakan message atau pesan.
Manusia merupakan mahkluk imic yaitu mahkluk yang tidak dapat hidup sendiri. Dengan demikian manusia melakukan komunikasi untuk menyampaikan isi pernyataan kepada manusia lain. Didalam menyampaikan isi pernyataan seseorang menggunakan hasil penggunaan akal dan budinya. Isi pernyataan itu bersifat abstrak. Dan untuk mengkonkritkannya  seseorang harus menggunakan imicg komunikasi. Lambang komunikasi sendiri artinya tanda yang mengandung arti yang digunakan didalam proses komunikasi. Lambang komunikasi dibagi menjadi dua yaitu komunikasi umum dan khusus.  Lambang komunikasi khusus dibagi empat yaitu imic, gerak gerik, suara, dan bahasa.
Tujuan dari komunikasi itu sendiri adalah untuk mewujudkan motif komunikasi. Motif komunikasi mengenai suatu isi pernyataan adalah konsepsi kebahagiaannya mengenai suatu persoalan. Konsepsi kebahagiaan seeorang merupakan motif komunikasinya dalam menyusun dan menyampaikan isi pernyataan kepada manusia lain. Dalam usaha menyampaikan motif komunikasinya itu manusia menggunakan akal dan budi. Isi pernyataan pun mnenjadi segala sesuatu sebagai hasil penggunaan akal dan budi manusia yang disampaikan kepada manusia lain.
Pada hakikatnya isi pernyataan sama dengan umpan balik (feedback) yaitu sama-sama hasil penggunaan akal dan budi. Sedangkan hakikat dari komunikator dan komunikan yaitu sama-sama manusia. Di dalam berkomunikasi ada yang disebut monolog  (satu arah) dan ada juga dialog (lebih dari satu arah). Didalam diri manusia timbulah naluri-naluri untuk mencapai suatu kebahagiaan. Naluri merupakan dorongan atau keinginan. Dengan sesama manusia saling berkomunikasi maka akan terjadi proses komunikasi dimana urutsn-urutan peristiwa yang terjadi dalam usaha penyampaian isi pernyataan manusia kepada manusia lain.



1.2  Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka perumusan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana dengan contoh proses komunikasi yang efektif?
2.      Begitu pula bagaimana contoh miscommunication?
3.      Dan bagaimana contoh misunderstanding?


1.3  Tujuan Pembuatan Makalah

1.      Agar mahasiswa apat menjelaskan bagaimana contoh berkomunikasi dengan efektif.
2.      Agar mahasiswa dapat menjelaskan apa yang dimaksud miscommunication dan misunderstanding.
3.      Agar mahasiswa dapat membedakan mana yang disebut miscommunication dan mana yang disebut misunderstanding.
4.      Agar mahasiswa dapat mempelajari miscommunication dan misunderstanding dengan baik.














BAB II
HASIL MAKALAH
2.1 Proses Komunikasi Efektif
Proses komunikasi merupakan urutan-urutan peristiwa yang terjadi dalam usaha manusia dalam menyampaikan isi pernyataannya kepada manusia lain. Urutan peristiwa ini berawal dari dalam diri komunikator dan berakhir dalam diri komunikan. Tahapan tahanpan proses komunikasi yaitu :
Tahap I            : proses komunikasi dalam diri komunikator
Tahap II          : Proses komunikasi antara komunikator dengan komunikan
Tahap III         : Proses komunikasi dalam diri komunikan
Tahap IV         : Proses komunikasi antara komunikan dengan komunikator
Tahap V          : Proses kominikasi dalam diri komunikator
            Dalam proses komunikasi terdiri dari 5 tahp. 3 proses komunikasi dalam diri manusia (Intra Personal Communication), dan 2 proses komunikasi antar manusia (Inter Personal Communication). Proses komunikasi berawal dari komunikator yang menyampaikan IP. Dan komunikator berhak menyampaikan umpan balik (feedback).
Cotoh dari proses komunikasi efektif :
Wahyu : “Apa kamu sudah menyelesaikan tugas makalah Don?”
Doni    : “Sudah za, dari dua hari yang lalu. Bagaimana dengan kamu?”
Wahyu : “Sudah Don, tapi baru setengah, aku belum begitu paham soal Misunderstanding
Doni    : “Hemm yasudah nanti akan ku bantu kamu untuk menyelesaikannya.” (berfikir kasihan kepada Reza)
Wahyu : “Wah makasih banget ya Rez” (sambil tersenyum bahagia)
Antara Wahyu dan Doni telah terjadi dialog yang menggunakan penggabungan akal dan budi. Yang mula-mula menyampaikan IP adalah Wahyu. Terhadap IP Wahyu ini, Doni menyampaikan umpan balik (feedback). Terhadap IP Doni yang merupakan feedback ini Wahyu menyampaikan IP yang merupakan feedbacknya terhadap feedback Doni. Berarti dimana komunikan mampu memahami IP yang disampaikan oleh komunikator. Dan sebaliknya, maka dengan itu tercapailah tujuan komunikasi yaitu terwujudnya motif komunikasi. Dengan motif komunikasinya dalam menyampaikan IP kepada manusia lain merupakan motif komunikasi seseorang.
2.2 Miscommunication
Miscommunication adalah kesalahpahaman didalam memahami isi pernyataan yanag disebabkan karna factor kemampuan fisik yang rendah dan atau kemampuan intelektual yang rendah. Kemampuan intelek sama dengan kemampuan akal seseorang. Kemampuan intelek dipengaruhi oleh luas pengalaman yang diperoleh dan tingkat pendidikan yang didapatkannya.
Kemampuan akal yang berbeda antara manusia-manusia ini harus mendapat perhatian yang sungguh-sungguh manakala kita menyampaikan isi pernyataan kita kepada orang lain. Jika tidak maka kita tidk akan berhasil mewujudkan motif komunikasi. Faktor pertama yang harus diperhatikan adalah kemampuan peralatan dari komunikator dan kedua dari komunikan.
Terjadinya kesalah pahaman dalam salah satu proses komunikasi akan menyebabkan tidak tercapainya tujuan dan misi yang hendak dicapai. Dengan begitu mka tidak akan tercapainya suatu konsepsi kebahagiaan seseorang.
Contoh terjadinya miscommunication:           
Komunikator   : Nisa                                       Komunikan      : Jeje

Gita menyampaikan IP kepada Jeje : “Kemarin ibuku membeli Apel sebagai oleh-oleh dari Malang”.
Jeni yang telinganya agak terganggu salah memahami maksud dari IP Nisa. Sehingga feedback yang disampaikan Jeje : “Kasihan sekali ibumu hanya membeli apel saja sampai bernasip malang seperti itu”. Didalam diri Jeje terjadi proses komunikasi. Namun karena pendengaran Jeje yang kurang, ia salah memahami maksud dari isi pernyataan Jeje. Maka antara Nisa dan Jeje terjadi miscommunication. Sehingga tidak terwujudnya motif komunikasi.
Dari keterangan diatas dapat diambil kesimpulan:
a.    Isi pernyataan yang diterima oleh peralatan jasmaniah Jeje “Ibunya Nisa bernasip malang ketika membeli apel”.
b.   Pemahamani Jeje terhadap isi pernyataan : salah.
c.    Sebabnya adalah :
1)      Sikap Jeje terhadap isi pernyataan Nisa : merasa iba dengan nasib ibunya Nisa.
2)      Umpan balik (feedback) Jeje terhadap IP Nisa : dengan muka iba ia merasa kasihan karena Cuma karna beli apel saja nasib ibunya Nisa pun menjadi malang.
d.   Penyebab kesalahpahaman ini adalah akibat terganggunya pendengaran Jeje sehingga terjadi kesalahpahaman.
e.    Proses komunikasi antara Nisa dan Jeje diatas disebut miscommunication.
f.    Jeje salah memahami isi pernyataan Nisa karena factor kemampuan fisik.

2.3 Misunderstanding
            Missunderstanding adalah kesalahpahaman didalam memahami isi pernyataan yang disebabkan karena faktor kemampuan budi yang rendah atau estetika moral ahklak yang dianut berbeda. Budi adalah salah satu perangkat rohaniah manusia yang dapat membedakan mana yang baik mana yang buruk (etika, moral, ahklak), dapat membedakan mana yang jelek mana yang indah (perasaan keindahan atau estetika) dan mana yang adil dan yang tidak adil (perasaan keadilan).
Contoh :
Rere memasuki salah satu butik di daerah kemang. Ia hendak memilih dress untuk dipakainya dihari ulang tahun temannya besok minggu. Ia pun hendak memilih dari berbagai macam contih dress yang ditunjukan oleh SPG dibutik tersebut. Yang bekerja waktu ia memilih dress adalah perasaan estetikanya. Perasaan keindahan manusia berbeda satu sama lain, disebabkan berbeda falsafah hidup.
            Dalam memahami isi pernyataan dari komunikator, selain faktor intelektual atau akal, faktor budi (etika, estetika, perasaan keadilan) ikut bekerja.
Berikut adalah contoh Missunderstanding :
Komunikator   : Asep                                      Komunikan     : Andi
Asep menyampaikan IP  kepada Andi : “Andi enggeus sabaraha lila tinggal didieu teh?”
Andi yang baru beberapa hari tinggal di Bandung belum begitu mengerti bahasa sunda. Meskipun waktu SD ia sempat mempelajari bahasa sunda, Ia hanya mengerti sedikit saja itupun kata-kata yang umum. Dan kebetulan Lila sahabat Andi waktu SMA. Dalam diri Andi terjadi proses komunikasi. Dalam proses pemahaman, Andi mengingat yang dulu pernah ia pelajari. Kalau enggeus itu artinya sudah, sabaraha itu berapa, dan didieu itu disini. Sehingga sikap Andi bingung, heran dan merasa diejek. Kenapa Andi merasa terejek, karena ia mempunyai kesimpulan bahwa motif komunikasi Asep yang mengejek Andi dengan bertanya sudah berapa lama tinggal dengan Lila.
Sehingga umpan balik Andi : “Saya disini tidak tinggal bersama lila, tapi bersama kakak saya untuk melanjutkan kuliah di Bandung”. Kemampuan fisik Andi sempurna dan kemampuan inteleknya dapat memahami isi pernyataan Asep. Mendengar jawaban Andi, Asep pun tertawa terbahak bahak. Akibatnya terjadi kesalahpahaman. Antara Asep dan Andi tidak terjadi miscommunication karena Andi dapat memahami IP Asep sebagaimana adanya. Antara Asep dan Andi terjadi misunderstanding, karena norma etika mereka tidak sama.


BAB III
KESIMPULAN

3.1     Kesimpulan

     Seseorang dalam menyampaikan isi pernyataan dengan menggunakan hasil peng-  gabungan akal dan budi. Isi pernyataan yang disampaikan komunikator harus diterima oleh akal dan budi komunikan dan dapat dipahami dengan baik agar terwujudnya motif komunikasi komunikator. Jika salah satu perangkat jasmaniah atau rohaniah komunikan tidak berfungsi dengan baik, maka tidak akan terwujudnya motif komunikasi yang dapat melahirkan konsepsi kebahagiaan seseorang. Karena konsepsi kebahagiaan seseorang merupakan motif komunikasi- nya dalam menyusun dan menyampaikan isi pernyataan manusia kepada manusia lain.